Anda Merasa Berbakat Tapi Kinerja Tak Optimal? Mungkin ini Sebabnya
Mohamad Soleh – Penulis buku Smart Empowerment Technique (SET)
Banyak orang memiliki potensi besar namun tidak memiliki kinerja ideal seperti yang diharapkan. Bahkan terkadang menjadi salah satu sumber masalah bagi rekan kerja lainnya.
Tidak optimal potensi tersebut salah satu sumber masalahnya disebabkan oleh masalah-masalah psikologis (rasa sakit hati, kebencian, dendam, curiga yang berlebihan, marah yang tidak terkendali, terkendali, phobia, cemas yang akut, rasa rendah diri dan tidak berarti) yang belum terselesaikan.
Dalam ilmu psikologi, kondisi tersebut dinamakan, unfinish business problem. Masalah-masalah yang belum terselesaikan yang pada akhirnya menjadi penghalang munculnya potensi kita yang sebenarnya sangatlah powerfull.
Ketidakberhasilan dalam pembinaan ini disebabkan karena pembinaan dan pendidikan kita belum mengikuti salah satu petunjuk dari Alquran surat Al Jumu’ah ayat 2 dan Al Imran 164. Dalam ayat tersebut ditafsirkan secara sederhana bahwa dalam melaksanakan pembinaan/pendidikan (tarbiyah) ada 4 hal utama yang harus dilakukan, diantaranya
- Membacakan (menjelaskan dengan efektif),
- Menyucikan jiwa (membersihkan masalah-masalah psikologis/penyakit hati),
- Mengajarkan kitab (mendidik dengan cara memberikan pedoman tertulis seperti Alquran)
- Hikmah (mendapatkan pemahaman melalui teladan Rasulullah atau as-Sunnah)
Kebanyakan para pimpinan, trainer hanya baru menjalankan poin nomor 1, yaitu menjelaskan dengan efektif. Seringkali mereka lupa dengan poin nomor 2, yaitu membersihkan masalah-masalah psikologis yang menghambat proses penyerapan informasi dan optimalisasi potensi. Bahkan bisa jadi, poin nomor 3 yaitu mendidik dengan cara memberikan pedoman tertulis, dan poin nomor 4, memberikan pemahaman melalui teladan juga belum dilakukan dengan efektif.
“Jadi, jangan berharap pembinaan kita akan berhasil, kalo belum beres masalah psikologis orang yang kita bina,” kata dia, hal tersebut disampaikan saat memberikan pelatihan bekerjasama dengan Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kementerian Dalam Negeri (BPSDM Kemendagri), Rabu (22/6).
Di samping itu, ada hambatan besar lainnya dalam penerapan ilmu konseling dan coaching. Saat ini, yang berlaku umum dalam setiap konseling konvensional, pegawai dituntut untuk mengungkap atau menceritakan masalahnya secara detail atau bermasalah dengan siapa? Hal inilah yang masih sulit diterapkan di Indonesia, karena budaya sikap menutupi masalah merupakan tuntutan psikologis alamiah dari masyarakat.
Topik di atas disampaikan melalui pelatihan Coaching Counseling based on SET kepada para Widya Iswara (Pelatih) dan para pimpinan-pegawai di BPSDM Kemendagri. Adapun tujuan pelatihan ini adalah untuk meningkatkan kemampuan peserta agar lebih efektif lagi dalam memberikan pelatihan kepada para peserta pelatihan atau ketika mendidik para pegawai PNS lainnya.
Materi yang disampaikan sangat menarik sebagai bagian dalam membudayakan sikap positif dimana kak Soleh ini merupakan penggagas program nasional Empowering Indonesia yang terus menggalakkannya di berbagai kalangan.